BAU NYALE
Ketika
kita mendengar kata lombok, tentunya kita akan membayangkan sambal karena
lombok adalah bahan baku pembuatan sambal. Namun pada kesempatan kali ini bukan
lombok bahan membuat sambal yang akan dibahas, tetapi Lombok yang merupakan
salah satu pulau di wilayah dari NKRI ini atau lebih khususnya lagi di wilayah
Kabupaten Lombok. Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu daerah Tingkat II
di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Di daerah ini terdapat sebuah
kawasan wisata pantai yang sangat menarik dan ramai dikunjungi oleh para
wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Banyak sekali kawasan
wisata berupa pantai, salah satunya adalah Pantai Seger Kuta. Keindahan kawasan
wisata pantai ini membuat para wisatawan menjadi kagum menyaksikan panorama
alamnya. Airnya yang jernih dan tenang menjadikan pantai ini sangat ideal untuk
berenang.
Selain
keindahan alamnya, Pantai Seger Kuta juga memiliki daya tarik lain yang tidak
kalah eksotisnya bagi para wisatawan. Setiap setahun sekali, yaitu antara bulan
Februari dan Maret, di tempat ini diselenggarakan sebuah pesta atau upacara
yang dikenal dengan Bau Nyale. Kata bau berasal dari bahasa Sasak yang berarti
menangkap, sedangkan kata nyale berarti sejenis cacing laut yang hidup di lubang-lubang
batu karang di bawah permukaan laut. Pesta Bau Nyale adalah sebuah peristiwa
dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku
Sasak, suku asli pulau Lombok. Keberadaan pesta Bau Nyale ini berkaitan erat
dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di daerah Lombok Tengah bagian
Selatan, tepatnya pada masyarakat Pujut, sebuah kecamatan yang termasuk dalam
wilayah Kabupaten Lombok Tengah.
Cerita
tersebut mengisahkan tentang seorang putri yang sangat arif dan bijaksana, namanya
Putri Mandalika. Ia adalah putri dari seorang Raja yang pernah memerintah di
negeri Lombok. Wajahnya yang elok, tubuhnya yang ramping dan perangainya yang
baik, membuat para pangeran dari berbagai negeri berkeinginan untuk
memperistrinya. Setiap pangeran yang datang melamarnya, tidak ada yang
ditolaknya. Namun, antara pangeran yang satu dan pangeran yang lainnya tidak
menerima jika sang Putri yang cantik jelita itu diperistri oleh banyak
pangeran. Hal inilah yang akan menimbulkan terjadinya perang antara pangeran
yang satu dengan pangeran yang lainnya. Hal ini pulalah yang membuat Putri
Mandalika merasa gelisah. Ia selalu termenung memikirkan bagaimana cara agar
pertumpahan darah tidak terjadi. Konon ceritanya Putri Mandalika berubah
menjadi Nyale tersebut setelah menceburkan diri ke laut agar pertumpahan darah
tidak terjadi. [Rifky Syofiadi]
0 komentar: