phone: +6287 3936 4795
e-mail: hydrazone_community@yahoo.com

October 28, 2012

Mahalnya Perempuan Bugis


Pernikahan adalah bersatunya dua entitas, laki-laki dan perempuan, untuk menyatukan perbedaan diantara keduanya. Dalam ajaran islam, pernikahan mengahalalkan apa yang sebelumnya haram. Perhelatan yang seringkali diadakan dengan tradisi-tradisi khusus ini mempunyai keunikan sendiri-sendiri disetiap belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Beragam suku dan budaya yang berlaku di Indonesia melahirkan berbagai tradisi, termasuk tradisi dalam pernikahan. 

Suku Bugis, adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, meskipun keturunan suku ini tersebar di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri, tetapi pada dasarnya suku Bugis berasal dari Sulawesi Selatan atau biasa dikenal dengan nama Ujung Pandang/ Makassar.

Salah satu yang menarik untuk kita kaji dari suku bugis ini adalah tingginya mahar perempuan bugis ketika ingin dinikahi. Oca, laki-laki keturunan bugis yang sedang menuntut ilmu di Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menuturkan bahwa pada awalnya tradisi pernikahan dengan mahar perempuan yang begitu tinggi hanya berlaku dikalangan bangsawan Bugis waktu itu. Tetapi semakin kesini, karena kontrol adat yang tidak lagi ketat, masyarakat non bangsawanpun ikut melakukan tradisi tersebut sehingga menjamur di semua kalangan suku bugis.

Memang perihal mahalnya mahar perempuan bugis ini sedikit kontroversial dikalangan keturunan Bugis itu sendiri. Masih menurut Oca, ketika ditemui di Asrama Pinrang, saat ini sedang berkembang isu-isu dikalangan teman- teman (red:mahasiswa) bahwa perlu kiranya tradisi tersebut ditiadakan, karena banyak yang terjadi “Cintaku berat diMahar”. Pasalnya, mahar yang berlaku secara umum pada suku Bugis ini tidak tanggung-tanggung. Perempuan yang sudah lulus S1, biasanya dihargai 50juta, S2 75 juta, S3 bisa sampai 100juta, belum lagi yang sudah pernah ke tanah suci atau sudah hajja. Harga-harga tinggi ini masih sangat kental berlaku dikalangan pejabat-pejabat. Adapun untuk masyarakat biasa non pejabat biasanya ada negosiasi harga antara keduabelah pihak. Jadi tidak se“kental” yang dibayangkan. 

Mantan ketua asrama mahasiswa Pinrang ini menuturkan bahwa sebenarnya ada nilai positif dari mahalnya mahar perempuan Bugis. Suku Bugis mempunyai filosofi hidup yang cukup banyak, salah satunya adalah “Reso” yang artinya kerja keras. Jadi, seharusnya perhelatan yang mahal tersebut menjadi motivasi untuk bekerja keras sehingga apa yang diinginkan (perempuan yang dicintai) bisa didapatkan. Ada nilai-nilai positif yang selalu bisa kita ambil dari sesuatu yang kita anggap kurang positif. ­[Mega Firmawanti]

3 comments:

  1. yang mahal uang belanja bukan mahar

    ReplyDelete
  2. perlu diluruskan.... yg mahal itu biaya perhelatannya (uang panaik) bukan mahar.

    biaya perhelatan itu seperti sewa tenda, makanan, sewa pelaminan, dll
    jumlah tamu undangan (biasanya) berbanding lurus dengan jumlah uang 'panaik'. Apalagi klo tamunya kebanyakan orang2 penting.

    Lagian suku bugis asalnya dari sulsel... sulsel itu luas bukan cuma makassar.

    ReplyDelete
  3. Pernikahan itu di atur agama bukan adat,dan esensinya adalah keabsahan 2 manusia utk bersatu dalam ikatan menurut garis agama bukan adat,bukan utk gengsi gengsian

    ReplyDelete