Mahalnya Perempuan Bugis
Suku Bugis, adalah salah
satu suku yang ada di Indonesia, meskipun keturunan suku ini tersebar di
seluruh Indonesia, bahkan luar negeri, tetapi pada dasarnya suku Bugis berasal
dari Sulawesi Selatan atau biasa dikenal dengan nama Ujung Pandang/ Makassar.
Salah satu yang menarik
untuk kita kaji dari suku bugis ini adalah tingginya mahar perempuan bugis
ketika ingin dinikahi. Oca, laki-laki keturunan bugis yang sedang menuntut ilmu
di Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menuturkan bahwa pada
awalnya tradisi pernikahan dengan mahar perempuan yang begitu tinggi hanya
berlaku dikalangan bangsawan Bugis waktu itu. Tetapi semakin kesini, karena
kontrol adat yang tidak lagi ketat, masyarakat non bangsawanpun ikut melakukan
tradisi tersebut sehingga menjamur di semua kalangan suku bugis.
Memang perihal mahalnya
mahar perempuan bugis ini sedikit kontroversial dikalangan keturunan Bugis itu
sendiri. Masih menurut Oca, ketika ditemui di Asrama Pinrang, saat ini sedang
berkembang isu-isu dikalangan teman- teman (red:mahasiswa) bahwa perlu kiranya
tradisi tersebut ditiadakan, karena banyak yang terjadi “Cintaku berat
diMahar”. Pasalnya, mahar yang berlaku secara umum pada suku Bugis ini tidak
tanggung-tanggung. Perempuan yang sudah lulus S1, biasanya dihargai 50juta, S2
75 juta, S3 bisa sampai 100juta, belum lagi yang sudah pernah ke tanah suci
atau sudah hajja. Harga-harga tinggi ini masih sangat kental berlaku dikalangan
pejabat-pejabat. Adapun untuk masyarakat biasa non pejabat biasanya ada
negosiasi harga antara keduabelah pihak. Jadi tidak se“kental” yang
dibayangkan.
Mantan ketua asrama
mahasiswa Pinrang ini menuturkan bahwa sebenarnya ada nilai positif dari
mahalnya mahar perempuan Bugis. Suku Bugis mempunyai filosofi hidup yang cukup
banyak, salah satunya adalah “Reso” yang artinya kerja keras. Jadi, seharusnya
perhelatan yang mahal tersebut menjadi motivasi untuk bekerja keras sehingga
apa yang diinginkan (perempuan yang dicintai) bisa didapatkan. Ada nilai-nilai positif
yang selalu bisa kita ambil dari sesuatu yang kita anggap kurang positif. [Mega
Firmawanti]
yang mahal uang belanja bukan mahar
ReplyDeleteperlu diluruskan.... yg mahal itu biaya perhelatannya (uang panaik) bukan mahar.
ReplyDeletebiaya perhelatan itu seperti sewa tenda, makanan, sewa pelaminan, dll
jumlah tamu undangan (biasanya) berbanding lurus dengan jumlah uang 'panaik'. Apalagi klo tamunya kebanyakan orang2 penting.
Lagian suku bugis asalnya dari sulsel... sulsel itu luas bukan cuma makassar.
Pernikahan itu di atur agama bukan adat,dan esensinya adalah keabsahan 2 manusia utk bersatu dalam ikatan menurut garis agama bukan adat,bukan utk gengsi gengsian
ReplyDelete