phone: +6287 3936 4795
e-mail: hydrazone_community@yahoo.com

November 12, 2012

Rimpu; Cadar Ala Bima


Sebagai Negara yang bineka, Indonesia mempunyai beragam budaya yang dimiliki oleh suku-suku yang ada di seluruh Indonesia. Dalam hal makanan, seperti, Sate Madura (makanan khas madura), Gudeg (Makanan khas Yogyakarta), Empek-empek (makanan khas Palembang) dan  lain sebagainya.  Dalam hal tarian terdapat, Tari Piring, (tarian dari solok, Sumatera Barat). Tari gambyong (Tari khas Jawa tengah) dan Tari Jaipong (Tari khas Jawa Barat). Bahkan dalam bidang fashion pun beragam pula, seperti Ewer (Papua Barat), Aesan Gede (Sematera Selatan). Selain itu, ada pula pakaian khusus lain yang dipakai oleh sebagian suku Indonesia namun tidak menjadi pakaian adat daerahnya, salah satunya yaitu Rimpu. Wanna know deeper about Rimpu? Just Read more guys …

Tradisional, penuh akan nilai dan elegan begitulah Rimpu, model pakaian yang dikenakan oleh wanita muslim di daerah Bima Nusa Tenggara Barat. Kainya seperti kain sarung songket, dengan motiv khas dan bentuknya pun menyerupai sarung yang biasa digunakan laki-laki muslim Indonesia. Namun, sarung yang dikenakan oleh muslimah Bima tidak hanya dikenakan untuk menutupi bagian bawah dari tubuhnya. Satu sarung untuk menutupi bagian atas, dimulai dari rambut hingga perut, sarung songket itu dibentuk menyerupai cadar biasa melalui beberapa lipatan. Biasanya, untuk muslimah yang belum menikah, Rimpu (bagian atas) akan menutupi dari rambut hingga perut, begitupun di bagian tangan dan telapak tangan dan wajah, semua tertutup kecuali kedua mata. Dan untuk muslimah yang sudah menikah, Rimpu yang dipakai tidak lagi menutup keseluruhan wajah. Untuk bagian bawah tubuh, sarung dilipat sedemikian rupa hingga menutupi bagian bawah tubuh, dari perut hingga menutup kaki.

Memakai Rimpu, sebenarnya tidak hanya sekedar untuk mengikuti tradisi yang sudah lama diterapkan nenek moyang suku Bima. Terdapat makna substantif yang mempunyai nilai sangat dalam. Seperti yang diajarkan oleh ajaran Islam secara luas bahwa kewajiban seseorang muslim dan muslimah adalah menutup aurat (bagian tubuh yg tidak boleh kelihatan), hal tersebut juga dilakukan para pendahulu suku Bima dalam menggunakan Rimpu. Secara fungsional, pakaian ini digunakan untuk menutupi lekuk-lekuk tubuh muslimah Bima dari pandangan lelaki. Konon,  menurut mereka, jika aurat tidak dijaga maka memungkinkan terjadinya hal-hal negatif yang tidak diinginkan dan menjurus terhadap sesuatu yang menimbulkan dosa. Dosa bagi wanita, dan dosa bagi yang melihat lekuk tubuhnya.

Penetrasi budaya luar dengan membonceng modernisasi sudah sampai di masyarakat Bima. Tayangan media yang lepas dari norma agama dan budaya pun menjadi kroni modernasasi tersebut. Negative Impact­-nya pun terasa dengan banyaknya  masyarakat Bima sudah mulai meninggalkan pakaian adat seperti Rimpu ini. Belum lagi semakin banyaknya turis mancanegara yang datang untuk sekadar berwisata atau untuk penelitian, di mana pakaian yang mereka kenakan terkadang tidak layak dan tidak cocok bagi warga Bima yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. [Luthfi Afif Azzaenuri]

0 komentar: