Musik Etnis Pengobar Semangat
Bambu
runcing, sebuah kayu yang dahulu menjadi tombak kemerdekaan Indonesia. Hanya
dengan bersenjatakan bambu yang diruncingkan serta akal yang cerdik, Indonesia bisa terbebas dari
penjajahan masa itu. Filosofi
dan
semangat perjuangan
inilah yang di ambil oleh
“Bambu Runcing”, sebuah komunitas musik etnis yang
memainkan musik kedaerahan
yangmana tersebar di seluruh penjuru nusantara. Meski alat musik
yang digunakan tidak selengkap pada karawitan, namun musik yang dihasilkan tak
kalah mengesankan. Awalnya
komunitas ini dibentuk oleh mahasiswa ISI Yogyakarta yang
resah akan keterasingan
budaya ethis di tengah masyarakatnya sendiri. Selain itu komunitas ini juga sebagai
wadah seniman etno
yang tidak memiliki jurusan musik
etnis, namun berkeinginan, menyukai, tertarik serta memiliki bakat dalam musik etnis. Pembentukan komunitas ini juga tak luput dari adanya
motivasi
oleh kelompok seni luar negeri yang bisa mengunggulkan budayanya di negara
lain.
Mengambil
nama bambu runcing sendiri karena ingin menularkan semangat yang di miliki
bambu runcing yang menjadi simbol merdekanya Indonesia saat itu. Jadi semangat
yang ada di nama tersebut sangat terasa di dalam komunitas ini, bahkan semangat anggota komunitas ini
bagaikan memerangi musuh dalam artian,
melestarikan budaya yang dipunya dan dapat terus memainkannya untuk para
generasi penerus lainnya agar tidak asing dengan budaya mereka sendiri. Karena ada masa kini, banyak kalangan
muda yang tidak menganal lagi identitas budaya yang dimilikinya sendiri.
Semangat pejuang yang masih menancap dan tertanam di bambu runcing ikut
mengobarkan komunitas ini untuk tetap terus memperkenalkan juga menginovasikan musik etnis agar lebih disukai, menarik dan membumi di masyarakat
Indonesia.
Komunitas
ini mengemas musik
etnis dengan memadukan
musik-musik yang ada di nusantara menjadi musik yang apik dan menarik, menenangkan
dan mengobarkan semangat bagi yang mendengarkannya. Seperti itulah komunitas Bambu
Runcing ini berada dan berperan untuk budaya serta negara yang
sekarang-sekarang ini telah terkikis oleh budaya luar negeri. Namun komunitas Bambu Runcing berharap
dapat mengunggulkan musik
etnis sampai ke negara lain.
Dengan
berkarya dan berkegiatan dalam lingkup kebersamaan dibarengi dengan kesenangan tanpa beban, mereka
ingin membangun komunitas yang berlatih bukan karena keterpaksaan namun dengan
hati. “Jadi
musik
yang dihasilkan pun dapat indah dan dapat kita nikmati, bahkan tentunya agar
dapat menginspirasi musik- musik lainnya yang ingin melestarikan
kebudayaan Indonesia yang beragam tapi belum ter-ekspose
oleh masyarakat kita sendiri”
tutur Bastian, salah satu anggota dari komunitas ini. Komunitas ini
tiap bulannya telah mementaskan karya mereka seperti musik etnis bali, jawa, dan musik nusantara lainnya. Pementasannya pun
telah banyak yang diluar kampus, karena memang komunitas Bambu Runcing cukup
dikenal dikalangan pemusik lainnya. Komunitas ini terkenal karena eksistensinya terhadap musik
etnis yang ada dan menyuguhkan
kemasan harmoni suara yang mereka persembahkan untuk
penyuka musik etnis. [Kartika ambarsari] Bambu
runcing, sebuah kayu yang dahulu menjadi tombak kemerdekaan Indonesia. Hanya
dengan bersenjatakan bambu yang diruncingkan serta akal yang cerdik, Indonesia bisa terbebas dari
penjajahan masa itu. Filosofi
dan
semangat perjuangan
inilah yang di ambil oleh
“Bambu Runcing”, sebuah komunitas musik etnis yang
memainkan musik kedaerahan
yangmana tersebar di seluruh penjuru nusantara. Meski alat musik
yang digunakan tidak selengkap pada karawitan, namun musik yang dihasilkan tak
kalah mengesankan. Awalnya
komunitas ini dibentuk oleh mahasiswa ISI Yogyakarta yang
resah akan keterasingan
budaya ethis di tengah masyarakatnya sendiri. Selain itu komunitas ini juga sebagai
wadah seniman etno
yang tidak memiliki jurusan musik
etnis, namun berkeinginan, menyukai, tertarik serta memiliki bakat dalam musik etnis. Pembentukan komunitas ini juga tak luput dari adanya
motivasi
oleh kelompok seni luar negeri yang bisa mengunggulkan budayanya di negara
lain.
Mengambil
nama bambu runcing sendiri karena ingin menularkan semangat yang di miliki
bambu runcing yang menjadi simbol merdekanya Indonesia saat itu. Jadi semangat
yang ada di nama tersebut sangat terasa di dalam komunitas ini, bahkan semangat anggota komunitas ini
bagaikan memerangi musuh dalam artian,
melestarikan budaya yang dipunya dan dapat terus memainkannya untuk para
generasi penerus lainnya agar tidak asing dengan budaya mereka sendiri. Karena ada masa kini, banyak kalangan
muda yang tidak menganal lagi identitas budaya yang dimilikinya sendiri.
Semangat pejuang yang masih menancap dan tertanam di bambu runcing ikut
mengobarkan komunitas ini untuk tetap terus memperkenalkan juga menginovasikan musik etnis agar lebih disukai, menarik dan membumi di masyarakat
Indonesia.
Komunitas
ini mengemas musik
etnis dengan memadukan
musik-musik yang ada di nusantara menjadi musik yang apik dan menarik, menenangkan
dan mengobarkan semangat bagi yang mendengarkannya. Seperti itulah komunitas Bambu
Runcing ini berada dan berperan untuk budaya serta negara yang
sekarang-sekarang ini telah terkikis oleh budaya luar negeri. Namun komunitas Bambu Runcing berharap
dapat mengunggulkan musik
etnis sampai ke negara lain.
Dengan
berkarya dan berkegiatan dalam lingkup kebersamaan dibarengi dengan kesenangan tanpa beban, mereka
ingin membangun komunitas yang berlatih bukan karena keterpaksaan namun dengan
hati. “Jadi
musik
yang dihasilkan pun dapat indah dan dapat kita nikmati, bahkan tentunya agar
dapat menginspirasi musik- musik lainnya yang ingin melestarikan
kebudayaan Indonesia yang beragam tapi belum ter-ekspose
oleh masyarakat kita sendiri”
tutur Bastian, salah satu anggota dari komunitas ini. Komunitas ini
tiap bulannya telah mementaskan karya mereka seperti musik etnis bali, jawa, dan musik nusantara lainnya. Pementasannya pun
telah banyak yang diluar kampus, karena memang komunitas Bambu Runcing cukup
dikenal dikalangan pemusik lainnya. Komunitas ini terkenal karena eksistensinya terhadap musik
etnis yang ada dan menyuguhkan
kemasan harmoni suara yang mereka persembahkan untuk
penyuka musik etnis. [Kartika ambarsari]
0 komentar: