“Madura, Tak Pernah Lekang Oleh Zaman”
Madura merupakan
salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan kesenian tradisional
sangat banyak, beragam dan mempunyai unsur nilai- nilai yang
sakral. Bagi masyarakat Madura, melestarikan
kesenian tradisional dapat membawa pengaruh
agar kita selaku bangsa Indonesia tidak terjebak dengan moralitas bangsa asing
dan tetap menjunjung tinggi moralitas bangsa sehingga kita mampu menghadapi
tantangan di dunia yang global ini.
Madura, dikatakan
tidak pernah lekang oleh zaman karena pada diri setiap orang Madura mempunyai
jiwa ataupun rasa kepemilikan yang tinggi, sehingga terhadap benda yang ia
miliki, ia akan berusaha untuk selalu menjaga dan memelihara benda itu,
begitulah dengan seni tradisional dan kebudayaan daerah yang selalu dijunjung
tinggi oleh masyarakat Madura.
Walaupun letak Pulau
Madura berada di ujung Pulau Jawa dan termasuk
ke dalam Provinsi Jawa
Timur, untuk kebudayaan sendiri budaya Madura berbeda dengan budaya Jawa.
Perbedaan yang cukup mencolok dapat kita lihat dalam kehidupan sehari harinya,
sifat orang Madura yang lebih egaliter dan terbuka, berbeda sekali dengan sifat
orang Jawa yang sabar.
Orang Madura
dikenal sebagai orang sangat taat dalam melaksanakan perintah Allah dan Nabi
Muhammad, disamping karena orang Madura yang dominan berbasis NU, terutama
dalam hal melaksanakan ibadah haji, melaksanakan ibadah haji sangat diagungkan
bagi orang Madura karena bagi mereka barang siapa yang telah melaksanakan
ibadah haji, secara tidak langsung strata
social yang dimiliki akan naik tidak memandang apabila dia hanya seorang
petani atau pedagang biasa, dan tidak peduli apakah sawah dan ladang yang ada
telah terjual untuk memenuhi panggilan
untuk datang ke rumah Allah.
Tradisi atau
budaya orang Madura yang lain dikenal
juga memiliki kekhususan dalam hal kultural yang berbeda dengan komunitas dari
etnik lain. Kekhususan kultural ini bagi masayarakat Madura tampak pada
ketaatan, ketundukan dan kepasrahan terhadap mereka yang mendapat julukan 4
figur yang sangat utama dalam kehidupan orang Madura, ada istilah dalam bahasa
Madura yang berbunyi “Buppa, Babu, Guruh,
Ban Ratoh” yang bermakna (Bapak, Ibu, Guru, dan Pemerintah).
Dalam hal
ketaatan, ketundukan dan kepasrahan, posisi ayah/ bapak berada pada
urutan pertama. Hal ini karena
orang Madura menghormati dan mengetahui betul bagaimana peran seorang lelaki
yang menjadi imam bagi keluarga, selanjutnya seorang istri/ ibu yang
merupakan orang yang sangat penting berada didalam rumah, karena roda rumah
tangga seseorang tidak akan berjalan tanpa seorang ibu, begitu juga dalam hal
memutuskan suatu masalah.
Kemudian adalah seorang guru, guru disini bisa dikatakan seorang kyai atau ustad,
dimana bagi orang Madura merupakan orang yang berilmu tinggi dan dapat
memutuskan masalah yang terjadi dalam sebuah perkampungan atau desa, dan yang
terakhir posisi pemerintahan orang Madura akan patuh kepada pemerintahan bila
mana mereka telah mematuhi 3 posisi figur diatas. Budaya ini tak pernah lekang
oleh zaman sampai kapanpun dan dimanapun mereka berada. [Rahmah Attaymini]
0 komentar: