Melestarikan musik etnis dengan Bambu Runcing
Indonesia
sebagai negara multikultural yang terdiri dari berbagai macam suku dan etnis
tentu beragam macam budaya. Seperti etnis
sunda yang memilki alat musik angklung dan kecapi, etnis jawa dengan
seperangkat gamelannya, dan daerah– daerah lain dengan masing– masing budaya
yang dimilikinya. Tentu hal ini patut kita banggakan, namun jangan lupa juga
untuk turut memelihara dan melestarikan budaya yang ada.
Menyambung
dengan topik bahasan musik etnis di atas, di Yogyakarta terdapat kelompok Bambu
Runcing. Bambu Runcing merupakan salah satu Kelompok Kegiatan Mahasiswa (KKM)
yang berfokus pada penciptaan musik– musik etnis di Indonesia. Ada banyak cara
mempopulerkan atau mengenalkan musik etnik yang mereka ciptakan, salah satunya
dengan kegiatan pementasan musik etnik yang digelar oleh mahasiswa– mahasiswa jurusan
Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan dari Institut Seni Indonesia (ISI)
Yogyakarta dengan mengusung tema “Ngetnis Bali”. Kegiatan ini diadakan di halaman
depan gedung jurusan etnomusikologi ISI Yogyakarta pada sabtu malam tanggal 25
Desember 2011.
Pentas–
pentas semacam ini merupakan kegiatan rutin bulanan yang diadakan mahasiswa–
mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Etnomusikologi
ISI Yogyakarta. Meskipun ini bukan kali pertama ISI khususnya mahasiswa jurusan
etnomusikologi mengadakan semacam musik etnik, karena sebelumnya telah diadakan
pentas musik etnik dengan tema “Ngetnik Sunda”, tetapi ada yang berbeda dan
dirasa istimewa dalam pementasan musik etnik bali kali ini. Pementasan musik
ini menampilkan pertunjukan dari Sanggar Sri Warisan Singapura. Ada kolaborasi
yang unik antara anggota Sanggar Sri Warisan Singapura dengan mahasiswa jurusan
etnomusikologi, yaitu penampilan tari – tarian, tembang – tembang, musik -
musik melayu yang dipadukan dengan alunan musik gamelan daerah
Bali. Dan hasilnya mampu membuat takjub para audience yang menyaksikan
pentas tersebut karena irama yang dihasilkan terdengar lebih unik tapi energik.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ada ada
berbagai macam pertunjukan dari mulai musik, tari, tembang, hingga drama. Dalam
pentas “Ngetnik Bali” ini tidah hanya menampilkan musik atau tarian klasik Bali
saja seperti tarian klasik “sekar jagad”, tetapi juga menampilkan musik dan
tari kontemporer, seperti Joged Bumbung, drama/teater Mahabharata,dsb.
Semoga acara – acara seperti ini semakin sering
diadakan dalam rangka memperkokoh rasa cinta terhadap budaya sendiri. Lebih
jauh lagi, dapat mengharumkan nama Indonesia melalui pentas budaya di kancah
Internasional. [Tanti Setyaningsih]
0 komentar: