Rutinitas Sang-Art yang Unik
Kita tahu bahwa dalam sebuah komunitas, baik UKM maupun organisasi tentunya ada aktivitas- aktivitas harian yang telah diprogram dengan
tujuan supaya sebuah komunitas tersebut tetap eksis, berkembang dan termobilisasi dengan baik. Itulah hal lazim yang kita ketahui selama ini. Namun, lain halnya dengan yang
ini, yakni pada sebuah komunitas seni dengan nama Sang-Art, sebuah komunitas seni yang ber-setting di perguruan tinggi Akakom Yogyakarta. Komunitas Sang-Art merupakan
komunitas yang sangat mandiri, dimana tanpa suatu agenda kegiatan rutin,
komunitas isi tetap eksis dalam dunia seni.
Sang-Art adalah
komunitas seni yang dimotori oleh Dwi Arti Handayani, salah seorang mahasiswa
ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Beliaulah yang mengenalkan Sang-Art
kepada Akakom hingga akhirnya menjadi sebuah UKM berbasis seni dikampus
tersebut. “Kalian bisa menemukan dan mempelajari beragam seni di Sang-Art,
seperti tari, pertunjukan teater, gerak vokal, seni peran dan masih banyak lagi,” tuturnya.
Sangat ironis melihat
Sang-Art yang terus eksis hingga saat ini, padahal komunitas ini tidak
menerapakan rutinitas keseharian sebagaimana mestinya. Saat ditanya mengapa
mereka hanya tersenyum. Mak Teng panggilan akrab Dwi Arti Handayani menambahkan bahwa tidak ada perkumpulan, latihan maupun
pertemuan yang terjadwal dalam keseharian. Elemen-elemen Sang-Art hanya
mengadakan pertemuan, latihan, dan pertemuan jika mendapatkan job tampil, atau
jika kami diundang.” tambahnya.
Suatu hal yang menurut
saya unik tapi wajar-wajar saja. Apalagi Sang-Art adalah sebuah komunitas yang
dimotori oleh seniman-seniman yang kita ketahui identik dengan pemikiran dan
tindakannya yang unik. Akan tetapi keakraban selalu terlihat jika mereka
berkumpul. “Kami sukses karena menjalankan ini semua dengan santai” tutup Mak Teng. [Helmi]
0 komentar: