Mendalami Musik Etnis Melalui Bambu Runcing
Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki beraneka ragam etnis dari berbagai daerah dengan kebudayaan yang
berbeda. Namun kita haruslah bangga, karena dengan perbedaan tersebut Indonesia
memiliki bermacam- macam kearifan lokal, termasuk didalamnya adalah kesenian
musik etnis. Ngomong- ngomong soal
sejarah Indonesia nih, ternyata bambu
runcing memiliki peran yang sangat
penting dalam kemerdekaan Indonesia lho.
Bambu runcing merupakan salah satu
simbol semangat pengabdian total para pahlawan Indonesia ketika berjuang
merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Sebelum kemerdekaan Indonesia, Bambu
runcing digunakan sebagai salah satu senjata tradisional khas pejuang di
berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, senjata ini juga menjadi salah satu simbol persatuan dari keberagaman masyarakat. Tak
hanya pada zaman dulu saja, tetapi pada zaman sekarang pun bambu masih memiliki
fungsi dan manfaat yang sangat banyak untuk kehidupan masyarakat pada umumnya.
Beranjak dari filosofi itulah, teman- teman
dari Himpunan Mahasiswa Etnomusikologi ISI Yogyakarta berinisiatif untuk
mencetuskan sebuah nama “ Bambu Runcing ” sebagai wadah berekspresi dan
berkarya di bidang kesenian musik etnis.
Bambu Runcing adalah salah satu tempat
bagi para mahasiswa seni untuk mengembangkan pengetahuan serta pemahaman
tentang musik etnis khas berbagai daerah di Nusantara. Bambu Runcing ini
terbentuk pada bulan November 2011,
dengan nama sebelumnya yakni JawaTimuran yang terbentuk pada tahun 2002.
Perubahan nama dari JawaTimuran menjadi Bambu Runcing dimaksudkan agar wadah
ini lebih terbuka terhadap mahasiswa yang berasal dari daerah di luar Jawa
khususnya. Beberapa pencetus berdirinya Bambu Runcing ini adalah Puthu Eka
Adiwijaya yang kini menjabat sebagai ketuanya. “Awalnya sih hanya dari sekedar kumpul- kumpul bareng dengan membawa alat musik seadanya”, jelas Bastian (salah
satu pendiri Bambu Runcing).
Beberapa pengurus, dan Alumni yang
sangat paham tentang musik khas daerah tertentu akan memandu dan melatih para
anggota untuk mengembangkan kemampuan dalam memahami musik etnis tersebut.
“Untuk jadwal latihan musik, biasanya kondisional alias ga’ tetap, tapi seringnya ya tiap sabtu dan minggu. Pokoknya paling
engga’ satu minggu sekali lah”, terang Bastian. Salah satu kegiatan yang pernah
dijalankan oleh Bambu Runcing adalah Pentas Musik Etnis didepan Titik Nol Km
Yogyakarta. “ Kalau pengen gabung ya gabung aja, kita kan terbuka dan disini
nyari senang aja “, ucapnya. [Latif
Ahmad Fauzan]
0 komentar: