phone: +6287 3936 4795
e-mail: hydrazone_community@yahoo.com

October 23, 2012

GOYANG KARAWANG


Wisata budaya ke daerah Jawa Barat tidak akan terasa lengkap bila tidak mampir ke kota perjuangan yang terkenal dengan peristiwa Rengas Dengklok dan kota lumbung padi. Ya, Kota Karawang, Kota yang mempunyai hamparan sawah luas ini mempunyai banyak kebudayaan. Salah satu unsur budaya yang paling popular adalah goyang Karawang. Gemulai lenggak-lenggok tubuh di atas panggung hiburan dengan goyangannya yang khas menjadi identitas tarian ini. Selain goyang Karawang juga ada tarian lain seperti Jaipong dan Sinden
Karawang memang terkenal dengan senimannya, terlebih goyangannya. Tidak heran jika goyang Karawang sendiri menjadi sebuah kebanggaan kota ini. Istilah goyang Karawang lahir berdasarkan dua pendekatan, pertama pendekatan seni yakni Jaipongan yang ‘pernah’ berkembang pesat di Karawang dengan Bajidorannya. Kedua adalah terkait dengan lagu dangdut Lilis Karlina berjudul ‘Goyang Karawang’.

Namun tidak ada yang tahu pasti kebenarannya. Ada salah satu versi yang menyebutkan kalau goyang Karawang dimulai dari seorang lelaki pendatang dari luar kota yang tengah kebingungan di pusat kota Karawang, Saat itu ia hendak pulang ke kota asalnya. Namun, ternyata ia tidak tahu di mana letak terminal bus yang ada di Karawang. Di tengah kebingungannya itu, kemudian ia bertemu dengan seorang gadis muda penjual makanan tradisional seperti: pisang goreng, leupuet, gemblong dll, yang tengah membawa ‘nyiru’ (sejenis nampan berbentuk bundar terbuat dari anyaman bambu) di atas kepalanya. Bertanyalah laki-laki pendatang itu kepada sang gadis. Laki-laki itu berkata “Mba’ terminal bus di mana ya?” maka si gadis penjual itu menjawab “Di sana Mas..!” Yang menarik, ternyata sang gadis yang kedua tangannya memegang nyiru yang dipukul di atas kepalanya itu, menunjukan arah terminal bus kepada sang pria dengan menggeolkan pantatnya. Mendapatkan perilaku itu, kemudian laki-laki tersebut mengonfirmasikan arah yang ia dapat dari bahasa tubuh itu kepada sang gadis, dan sang gadis menjawab “iya”.

Disitulah kemudian persepsi muncul dari sang laki-laki, persepsi terhadap perilaku sang gadis penjaja makanan yang ia jumpai, Bahwa ternyata orang karawang memang jago goyang sampai menunjukkan arah dengan goyangannya. [Nur Handayani]

0 komentar: