GOYANG KARAWANG
Wisata budaya ke daerah Jawa Barat
tidak akan terasa lengkap bila tidak mampir ke kota perjuangan yang terkenal
dengan peristiwa Rengas Dengklok dan kota lumbung padi. Ya, Kota Karawang, Kota
yang mempunyai hamparan sawah luas ini mempunyai banyak kebudayaan. Salah satu
unsur budaya yang paling popular adalah goyang Karawang. Gemulai
lenggak-lenggok tubuh di atas panggung hiburan dengan goyangannya yang khas
menjadi identitas tarian ini. Selain goyang Karawang juga ada tarian lain seperti
Jaipong dan Sinden
Karawang memang terkenal dengan
senimannya, terlebih goyangannya. Tidak heran jika goyang Karawang sendiri
menjadi sebuah kebanggaan kota ini. Istilah goyang Karawang lahir berdasarkan
dua pendekatan, pertama pendekatan seni yakni Jaipongan yang ‘pernah’
berkembang pesat di Karawang dengan Bajidorannya. Kedua adalah terkait dengan
lagu dangdut Lilis Karlina berjudul ‘Goyang Karawang’.
Namun tidak ada yang tahu pasti
kebenarannya. Ada salah satu versi yang menyebutkan kalau goyang Karawang
dimulai dari seorang lelaki pendatang dari luar kota yang tengah kebingungan di
pusat kota Karawang, Saat itu ia hendak pulang ke kota asalnya. Namun, ternyata
ia tidak tahu di mana letak terminal bus yang ada di Karawang. Di tengah
kebingungannya itu, kemudian ia bertemu dengan seorang gadis muda penjual
makanan tradisional seperti: pisang goreng, leupuet, gemblong dll, yang tengah
membawa ‘nyiru’ (sejenis nampan berbentuk bundar terbuat dari anyaman bambu) di
atas kepalanya. Bertanyalah laki-laki pendatang itu kepada sang gadis.
Laki-laki itu berkata “Mba’ terminal bus
di mana ya?” maka si gadis penjual itu menjawab “Di sana Mas..!” Yang menarik, ternyata sang gadis
yang kedua tangannya memegang nyiru yang dipukul di atas kepalanya itu,
menunjukan arah terminal bus kepada sang pria dengan menggeolkan pantatnya.
Mendapatkan perilaku itu, kemudian laki-laki tersebut mengonfirmasikan arah
yang ia dapat dari bahasa tubuh itu kepada sang gadis, dan sang gadis menjawab
“iya”.
Disitulah
kemudian persepsi muncul dari sang laki-laki, persepsi terhadap perilaku sang
gadis penjaja makanan yang ia jumpai, Bahwa ternyata orang karawang memang jago
goyang sampai menunjukkan arah dengan goyangannya. [Nur Handayani]
0 komentar: