phone: +6287 3936 4795
e-mail: hydrazone_community@yahoo.com

November 20, 2012

Ngga’ Ada Loe Ngga’ Rame

Berbicara soal seni memang tiada habisnya. Setelah edisi minggu lalu yang membahas tentang Drawing Lovers, topik kita pada edisi kali ini adalah mengenai kesenian musik modern.

Coba bayangkan, bagaimana rasanya kalau dunia ini ngga’ ada musik? Pastinya kita ngerasa boring banget ngejalanin kegiatan sehari- hari, bahkan makin lama pikiran bisa makin penat. Kita beranggapan bahwa tanpa adanya musik, dunia ini akan terasa sangat sepi dan ngga’ berwarna. Anggapan seperti itu tentu adalah suatu hal yang lumrah diucapkan bagi kita para pecinta kesenian yang satu ini. Musik, merupakan hasil komponen- komponen nada yang disusun melalui notasi dan tempo sehingga membentuk kolaborasi suara yang harmonis. Apabila ditinjau dari alat yang digunakan, musik itu sendiri digolongkan menjadi dua bentuk yaitu musik tradisional dan musik modern. Bisa dikatakan musik modern karena alat- alat yang digunakan tentunya tidak lagi memakai kentongan, gong, ataupun yang lainnya, tapi sudah menggunakan alat- alat musik yang lebih canggih, seperti gitar listrik, keyboard, drum, dan lain- lain. Jenis aliran musik modern itu juga sangat beraneka ragam, seperti: pop, rock, jazz, reggae, tecno, dan lain sebagainya.

Salah satu wadah yang dibuat untuk menampung orang- orang yang memiliki minat di musik modern ini adalah UKM Musik yang ada di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dahulu, UKM Musik ini masih merupakan bagian dari UKM Kesenian di kampus UMY, dimana seluruh kesenian seperti teater, musik tradisional, musik modern, paduan suara, dan lain sebagainya masih tercampur aduk. Namun pada tahun 1998, UKM Kesenian ini pecah menjadi beberapa bagian yang salah satunya adalah UKM Musik, dan ketua yang menjabat UKM Musik pada saat itu adalah Fahrul Reza. Seiring berjalannya waktu, UKM Musik ini sempat melejit saat adanya sosok Richie Pedroza sebagai promotor eksistensi dikala itu, namun pada tahun  2008- 2009 UKM ini mulai mengalami vacum. Dan akhirnya UKM ini mulai eksis kembali sampai saat ini.

Untuk menghasilkan musik yang indah nan merdu, para anggota disuguhi berbagai latihan pengembangan dengan mendatangkan tentor (pengajar) dari luar kampus. “Indonesia ngga’ cuman punya 1 genre musik saja, jadi kita juga harus pelajari semua genre musik yang ada di Indonesia ini”, kata Abe, ketua UKM Musik saat ini. Namun tak hanya itu, untuk mempererat rasa kebersamaan, biasanya sering diadakan kegiatan- kegiatan rutin seperti  touring, ngumpul- ngumpul bareng, dan lain sebagainya. “ Hal yang paling penting dalam kesenian musik itu ya kekompakan. Kalau ada satu orang yang ngga’ datang buat main, ya musiknya ngga’ mungkin maksimal”, tuturnya. Ia menjelaskan bahwa kunci untuk menghasilkan musik yang indah adalah kebersamaan dan kekompakan. [Latif Ahmad Fauzan]

0 komentar: